Era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi informasi, menuntut suatu perubahan besar di dalam sistem pendidikan kita.
Era globalisasi bukan saja bisa menjadi penyebab runtuhnya nilai luhur bangsa, melainkan juga bisa menghambat regenerasi kepemimpinan yang bermoral dan berkarakter dalam mengabdi kepada bangsa.
Melalui media massa dan media sosial, kita menyaksikan bahwa indonesia saat ini tidak hanya mengalami krisis ekonomi dan moral, tapi juga krisis karakter.
Lembaga pendidikan formal, informal dan nonformal punya tanggung jawab besar, khususnya dalam pendidikan kita saat ini masih bersifat kognitif, belum menyentuh pada tataran afektif, psikomotorik, believing skill, managerial skill, serta keteladanan.
Dalam proses pendidikan pembentukan karakter, peran guru sangatlah menentukan. metode pembelajaran lebih penting daripada materi pembelajaran, dan guru jauh lebih penting dari segalanya.
Guru harus menjadi teladan yang baik bagi murid-muridnya, guru bukan hanya melakukan pemindahan ilmu pengetahuan, tapi juga pemindahan nilai. Internalisasi nilai inilah yang penting dan berkaitan dengan pendidikan karakter.
Melihat realitas tersebut, penulis merasa terpanggil untuk menulis buku ini, penulis juga berkeyakinan agar tujuan dari pendidikan karakter dapat tercapai dengan oftimal, maka perlu memberikan pemahaman yang lebih khusus.
Bagaimanapun internalisasi nilai karakter kepada anak usia dini dan siswa remaja perlu dilakukan secara serius. Mereka adalah generasi penerus kepemimpinan bangsa.
Namun tentu saja, membentuk anak memiliki karakter yang baik atau akhlaqul karimah bukan hanya tugas sekolah, tapi juga keluarga dan lingkungan.