Nussa ingin masuk klub sepak bola sekolah.
Saking inginnya, ia sampai meminjam bola punya Abdul temannya, agar bisa berlatih setiap hari.
Lalu, ia meminta izin pada Umma untuk menandatangani formulir pendaftaran masuk klub.
Namun, Umma belum mengizinkannya.
Nussa merasa sedih dan kesal, ia sempat meratapi karena kondisi kakinya yang tidak sempurna.
Ketika akan mengembalikan bolanya pada Abdul, Nussa mendapat ide cemerlang setelah mengobrol dengan Rarra.
Nusa memutuskan untuk berbicara berdua dengan Umma.
Dari perbincangan tersebut, Nussa mengetahui dari mana sebenarnya ia berasal, bagaimana proses penciptaan dirinya dan manusia lainnya oleh Allah Swt.
Sehingga Nussa dan Umma bisa memaknai apa sebenarnya hakikat setiap nikmat yang kita rasa, yang merupakan titipan Allah.
Mari cari tahu dalam buku ini, bagaimana keseruan diskusi Nussa an Umma.
Semoga bisa membantu memaknai, bahwa SEMUA yang kita miliki adalah TITIPAN ALLAH.